NAMA : Ari Anwari
NPM : 21414530
KELAS : 3IC02
#TEKNIK
PERAWATAN MESIN
“Judul
dari tugas ini adalah Proses Pembuatan KERTAS”
I.
PERENCANAAN
DAN PENGENDALIAN OPERASI
Kertas
merupakan barang yang tidak asing bagi kita semua karena kertas bukan barang
mewah tapi barang kebutuhan
sehari-hari seperti sekolah, kantor, dinding, percetakan atau
penggunaan di tempat-tempat lain. Kertas
dipergunakan dan dibuat dalam bentuk lembaran tipis dan lembaran tebal
serta terbuat dari bahan baku kayu atau tumbuhan berserat lainnya (bambu).
Karena
menjadi hal yang umum dan biasa di kehidupan kita, kadang kala belum atau tidak
mengetahui bagaimana kertas itu dibuat hingga bisa dipergunakan sebagaimana
adanya. Berikut ini saya akan berbagi informasi dari beberapa sumber
tentang Proses Pembuatan Kertas.
Dahulu
kala menurut catatan dalam sejarah pembuatan kertas, orang-orang membuat kertas
dengan cara yang sederhana dan tergolong kepada penggunaan cara manual atau
lebih banyak memaksimalkan tenaga manusia. Namun tentu sudah berbeda sekarang
ini dengan adanya perubahan ke zaman mesin dan teknologi, kertas dibuat oleh
pabrik yang lebih banyak memaksimalkan penggunaan mesin dengan teknologi maju.
1.1
Proses
Kerja
Pembuatan
kertas oleh pabrik secara umum digambarkan seperti ilustrasi berikut :
1)
Tahap1
Bahan Baku kayu ditebang menjadi log (batangan) kemudian diangkut ke pabrik kertas untuk diproses lebih lanjut.
Bahan Baku kayu ditebang menjadi log (batangan) kemudian diangkut ke pabrik kertas untuk diproses lebih lanjut.
2)
Tahap 2
Kayu log tersebut kemudian didiamkan
beberapa bulan untuk menjaga kelembabannya.
3) Tahap
3
Kayu
yang sudah lama didiamkan tersebut dikupas kulitnya dan dipotong-potong menjadi
ukuran lebih kecil.
4) Tahap 4
Kayu dirajang menjadi serpih sebesar
kotak korek api, kemudian dimasukkan ke dalam tangki raksasa yang disebut
pencerna atau penghancur.
5) Tahap 5
Di dalam alat ini kayu diberi tekanan dan
panas. Beberapa jam kemudian kayu berubah menjadi bahan lunak seperti kapas.
Inilah yang disebut bubur kertas atau pulp.
6) Tahap 6
Setelah keluar dari pencerna, bubur
kertas dicampur air. Bubur dengan kadar air 90% ini kemudian dilewatkan pada
mesin yang disebut kotak kepala.
7) Tahap 7
Kotak kepala membentangkan bubur kertas
yang berair itu di atas sebuah ayakan bergerak yang disebut kawat. Sewaktu
gilingan menekan bubur kertas ke kawat, sekitar 98% airnya terperas keluar.
8) Tahap 8
Serangkaian gilingan lain kemudian
mengeluarkan hampir seluruh sisa air dari kertas yang mengering itu. Kini hanya
tinggal sedikit sekali molekul air yang ada.
9) Tahap 9
Kertas yang baru saja terbentuk
dilewatkan pada silinder tambahan yang dipanaskan dari dalam. Nah silinder ini
akan mengeluarkan air lagi dari kertas yang berjalan.
10) Tahap 10
Serat selulosa kini telah menjadi jalinan
yang saling terkait. Gelendong besar yang disebut penggulung mengumpulkan
kertas menjadi gulungan raksasa.
11) Tahap 11
Gulungan ini kemudian dipotong menjadi
gulungan-gulungan kecil atau lembaran dan dikirim ke luar dari pabrik.
1.2 Analisa Kerja
Gambar 1.1 Diagram Proses Pembuatan Kertas
Sebelum
masuk keareal paper machine pulp diolah dulu pada bagian stock preparation.
bagian ini berfung si untuk meramu bahan baku seperti: menambahkan pewarna
untuk kertas (dye), menambahkan zat retensi, menambahkan filler (untuk mengisi
pori - pori diantara serat kayu), dll. Bahan yang keluar dari bagian ini di
sebut stock 9campuran pulp, bahan kimia dan air).
Dari stock preparation sebelum masuk
ke headbox dibersihkan dulu dengan alat yang disebut cleaner. Dari cleaner
stock masuk ke headbox. headbox berfungsi untuk membentuk lembaran kertas
(membentuk formasi) diatas fourdinier table.
Fourdinier berfungsi untuk membuang
air yang berada dalam stock (dewatering). Hasil yang keluar disebut dengan web
(kertas basah). Kadar padatnya sekitar 20 %.
Press part berfungsi untuk membuang
air dari web sehingga kadar padatnya mencapai 50 %. Hasilnya masuk ke bagaian
pengering (dryer). Cara kerja press part ini adalah. Kertas masuk diantara dua
roll yang berputar. Satu roll bagian atas di beri tekanan sehingga air keluar
dari web. Bagian ini dapat menghemat energi, karena kerja dryer tidak terlalu
berat (air sudah dibuang 30 %).
Dryer berfungsi untuk mengeringkan
web sehingga kadar airnya mencapai 6 %. Hasilnya digulung di pop reel sehingga
berbentuk gulungan kertas yang besar (paper roll). Paper roll ini yang dipotong
- potong sesuai ukuran dan dikirim ke konsumen.
1.1 Hasil Kerja
Gambar 1.2 Proses Pembuatan Kertas
Gambar 1.3 Proses Pembuatan Kertas
Gambar 1.4 Alur Proses Pembuatan Kertas
II.
PERENCANAAN
DAN PENGENDALIAN PERSIAPAN
Secara umum perencanaan dan pengendalian produksi dapat
diartikan sebagai aktifitas merencanakan dan mengendalikan material masuk,
proses, dan keluar dari sistem produksi sehingga permintaan pasar dapat
dipenuhi dengan jumlah yang tepat, waktu penyerahan yang
tepat dan biaya produksi yang minimum. Fungsi perencanaan produksi yang bertanggung jawab atas tersedianya material produksi dan material pembantu agar proses produksi dapat berjalan sesuai rencana yang ditetapkan. Keperluan meminimumkan persediaan berhubungan dengan besarnya biaya yang diperlukan oleh persediaanya itu.
tepat dan biaya produksi yang minimum. Fungsi perencanaan produksi yang bertanggung jawab atas tersedianya material produksi dan material pembantu agar proses produksi dapat berjalan sesuai rencana yang ditetapkan. Keperluan meminimumkan persediaan berhubungan dengan besarnya biaya yang diperlukan oleh persediaanya itu.
1.1
Material
Bahan baku utama yang digunakan dalam
pembuatan kertas adalah serat yang diperoleh dari tumbuhan yang berasal dari
kayu (wood) maupun bukan kayu (nonwood) dan terdiri dari rantai -
rantai selulosa yang diikat oleh lignin dan hemiselulosa. Serat yang didapat
dari jenis kayu dibedaklan menjadi 2 yaitu serat panjang (kayu jarum) dan serat
pendek ( kayu daun).
Disamping
itu juga penggunaan bahan baku dari serat sekunder pada saat ini sedah banyak
digunakan, karena selain untuk efisiensi penggunaan serat alam juga untuk
memanfaatkan bahan baku yang sudah ada
selain masih bisa dipakai. Serat sekunder berasal dari hasil proses daur ulana
kertas bekas (waste paper).
2.2 Gambar
Gambar 2.1 Proses Pembuatan Kertas
Gambar 2.2 Proses Pembuatan Kertas
Gambar 2.3 Bahan Dasar Pembuatan Kertas
Gambar 2.4 Bahan yang Sudah Jadi Kertas
III.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA
Biaya
produksi atau operasional dalam sistem industri memainkan peran yang sangat
penting, karena biaya produksi menciptakan keunggulan kompetitif dalam
persaingan antar industri dalam pasar global. Hal ini disebabkan proporsi biaya
produksi dapat mencapai sekitar 70% – 90% dari biaya total penjualan secara
keseluruhan, sehingga reduksi biaya produksi melalui peningkatan efisiensi akan
membuat harga jual yang ditetapkan oleh produsen menjadi lebih kompetitif.
Pada umumnya
perusahaan melakukan pengendalian biaya karena hal ini dapat mengendalikan
biaya yang terjadi dalam menjalankan kegiatan sehingga dapat bejalan dengan
efektif dan efisien. Fungsi pengendalian merupakan fungsi yang penting untuk
menentukan proses manajemen, sehingga harus dilakukan sebaik mungkin.
Untuk
mencapai tujuan yang diinginkan oleh perusahaan, pihak manajemen membuat estimasi
pendapatan dan biaya. Dasar yang digunakan dalam estimasi biaya adalah data
historis, akan tetapi pihak manajemen juga mempertimbangkan faktor-faktor lain
yang diprediksi akan mempengaruhi biaya.
Tahap
selanjutnya, pihak manajemen akan memonitor apakah biaya sesungguhnya yang
terjadi sesuai dengan perencanaan biaya. Jika terjadi penyimpangan (ada selisih
antara biaya sesungguhnya dengan perencanaan biaya), maka pihak manajemen akan
menganalisis penyebab terjadinya selisih, serta mempertimbangkan tindakan
koreksi yang memang perlu dilakukan.
Menurut
Mulyadi (2001:501), untuk melakukan pengendalian biaya di dalam perusahaan
tergantung pada besar kecilnya perusahaan tersebut, dan telah berkembang
melalui lima tahapan, yaitu:
a). Pengendalian
biaya dengan pengawasan fisik
Dalam
perusahaan kecil biasanya pimpinan sekaligus pemilik perusahaan, perencanaan
dan pengendalian terhadap pelaksanaan rencana dilakukan secara langsung oleh
pimpinan perusahaan. Pimpinan perusahaan memiliki kemampuan yang memadai untuk
merencanakan dan mengendalikan kegiatannya.
b). Pengendalian biaya dengan menggunakan catatan akuntansi
historis
Jika
perusahaan berkembang, maka pimpinan perusahaan tidak lagi dapat mengamati
secara fisik, tetapi memerlukan catatan historis untuk merencanakan dan
mengendalikan kegiatannya dari periode ke periode. Untuk tingkat perkembangan
tertentu pimpinan perusahaan cukup melakukan pernecanaan dan pengendalian
dengan membandingkan catatan historis dari tahun ke tahun.
c). Pengendalian biaya dengan menggunakan anggaran statis dan
biaya standar
Jika
perusahaan semakin berkembang, pimpinan perusahaan tidak lagi menghadapi
masalah bagaimana pelaksanaan kegiatan pada tahun berjalan jika dibandingkan
dengan apa yang telah dilaksanakan pada tahun sebelumnya tetapi bagaimana
pelaksanaan pada tahun berjalan jika dibandingkan dengan yang seharusnya
dilaksanakan pada tahun tersebut. Pada tingkat perkembangan ini, pimpinan
memerlukan anggaran dan standar sebagai alat untuk merencanakan dan
mengendalikan kegiatannya. Pimpinan perusahaan mulai memperbaiki sistem
perencanaan dan pengendalian kegiatannya dengan membuat anggaran statis dan
biaya yang sederhana.
d). Pengendalian biaya dengan menggunakan anggaran fleksibel
dengan biaya standar
Dalam
kenyataannya kapasitas yang direalisasikan seringkali menyimpang dari kapasitas
yang direncanakan. Maka, cara perencanaan dan pengendalian kegiatan perusahaan
kemudian diperbaiki dengan mengembangkan anggaran fleksibel dengan biaya
standar. Anggaran fleksibel disusun untuk berbagai tingkat kapasitas yang
direncanakan, sehingga anggaran ini menyediakan tolok ukur prestasi yang
mendekati kapasitas sesungguhnya yang dicapai.
e). Pengendalian biaya dengan pembuatan pusat-pusat
pertanggungjawaban dan penerapan
sistem akuntansi pertanggungjawaban
Dalam perusahaan besar, kegiatannya
telah dibagi menjadi pusat-pusat pertanggungjawaban. Perencanaan dan
pengendalian kegiatan perusahaan dilaksanakan dengan mengembangkan anggaran
untuk setiap pusat pertanggungjawaban. Manajer pusat pertanggungjawaban dinilai
prestasinya dengan cara membandingkan anggaran yang disusun dengan
realisasinya. Setiap manajer pusat pertanggungjawaban hanya dinilai berdasarkan
hal-hal yang mereka kendalikan.