Rabu, 03 Mei 2017

Proses Pembuatan Kertas

NAMA       : Ari Anwari
NPM           : 21414530
KELAS      : 3IC02
#TEKNIK PERAWATAN MESIN

“Judul dari tugas ini adalah Proses Pembuatan KERTAS”
I.                  PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN OPERASI
Kertas merupakan barang yang tidak asing bagi kita semua karena kertas bukan barang mewah tapi barang kebutuhan sehari-hari seperti sekolah, kantor, dinding, percetakan atau penggunaan di tempat-tempat lain. Kertas dipergunakan dan dibuat dalam bentuk lembaran tipis dan lembaran tebal serta terbuat dari bahan baku kayu atau tumbuhan berserat lainnya (bambu).
Karena menjadi hal yang umum dan biasa di kehidupan kita, kadang kala belum atau tidak mengetahui bagaimana kertas itu dibuat hingga bisa dipergunakan sebagaimana adanya. Berikut ini saya akan berbagi informasi dari beberapa sumber tentang Proses Pembuatan Kertas.
Dahulu kala menurut catatan dalam sejarah pembuatan kertas, orang-orang membuat kertas dengan cara yang sederhana dan tergolong kepada penggunaan cara manual atau lebih banyak memaksimalkan tenaga manusia. Namun tentu sudah berbeda sekarang ini dengan adanya perubahan ke zaman mesin dan teknologi, kertas dibuat oleh pabrik yang lebih banyak memaksimalkan penggunaan mesin dengan teknologi maju.

1.1              Proses Kerja
            Pembuatan kertas oleh pabrik secara umum digambarkan seperti ilustrasi berikut : 
1)        Tahap1
Bahan Baku kayu ditebang menjadi log (batangan) kemudian diangkut ke pabrik kertas untuk diproses lebih lanjut.
2)        Tahap 2
Kayu log tersebut kemudian didiamkan beberapa bulan untuk menjaga kelembabannya.
3)    Tahap 3
Kayu yang sudah lama didiamkan tersebut dikupas kulitnya dan dipotong-potong menjadi ukuran lebih kecil.
4)    Tahap 4
       Kayu dirajang menjadi serpih sebesar kotak korek api, kemudian dimasukkan ke dalam tangki raksasa yang disebut pencerna atau penghancur.
5)    Tahap 5
       Di dalam alat ini kayu diberi tekanan dan panas. Beberapa jam kemudian kayu berubah menjadi bahan lunak seperti kapas. Inilah yang disebut bubur kertas atau pulp.
6)    Tahap 6
       Setelah keluar dari pencerna, bubur kertas dicampur air. Bubur dengan kadar air 90% ini kemudian dilewatkan pada mesin yang disebut kotak kepala.
7)    Tahap 7
       Kotak kepala membentangkan bubur kertas yang berair itu di atas sebuah ayakan bergerak yang disebut kawat. Sewaktu gilingan menekan bubur kertas ke kawat, sekitar 98% airnya terperas keluar.
8)    Tahap 8
       Serangkaian gilingan lain kemudian mengeluarkan hampir seluruh sisa air dari kertas yang mengering itu. Kini hanya tinggal sedikit sekali molekul air yang ada.
9)    Tahap 9
       Kertas yang baru saja terbentuk dilewatkan pada silinder tambahan yang dipanaskan dari dalam. Nah silinder ini akan mengeluarkan air lagi dari kertas yang berjalan.
10)  Tahap 10
       Serat selulosa kini telah menjadi jalinan yang saling terkait. Gelendong besar yang disebut penggulung mengumpulkan kertas menjadi gulungan raksasa.
11)  Tahap 11
       Gulungan ini kemudian dipotong menjadi gulungan-gulungan kecil atau lembaran dan dikirim ke luar dari pabrik.


 1.2       Analisa Kerja

Gambar 1.1 Diagram Proses Pembuatan Kertas

Sebelum masuk keareal paper machine pulp diolah dulu pada bagian stock preparation. bagian ini berfung si untuk meramu bahan baku seperti: menambahkan pewarna untuk kertas (dye), menambahkan zat retensi, menambahkan filler (untuk mengisi pori - pori diantara serat kayu), dll. Bahan yang keluar dari bagian ini di sebut stock 9campuran pulp, bahan kimia dan air).
            Dari stock preparation sebelum masuk ke headbox dibersihkan dulu dengan alat yang disebut cleaner. Dari cleaner stock masuk ke headbox. headbox berfungsi untuk membentuk lembaran kertas (membentuk formasi) diatas fourdinier table.
            Fourdinier berfungsi untuk membuang air yang berada dalam stock (dewatering). Hasil yang keluar disebut dengan web (kertas basah). Kadar padatnya sekitar 20 %.
            Press part berfungsi untuk membuang air dari web sehingga kadar padatnya mencapai 50 %. Hasilnya masuk ke bagaian pengering (dryer). Cara kerja press part ini adalah. Kertas masuk diantara dua roll yang berputar. Satu roll bagian atas di beri tekanan sehingga air keluar dari web. Bagian ini dapat menghemat energi, karena kerja dryer tidak terlalu berat (air sudah dibuang 30 %).
            Dryer berfungsi untuk mengeringkan web sehingga kadar airnya mencapai 6 %. Hasilnya digulung di pop reel sehingga berbentuk gulungan kertas yang besar (paper roll). Paper roll ini yang dipotong - potong sesuai ukuran dan dikirim ke konsumen.


 1.1              Hasil Kerja


Gambar 1.2 Proses Pembuatan Kertas

Gambar 1.3 Proses Pembuatan Kertas

Gambar 1.4 Alur Proses Pembuatan Kertas

II.                  PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PERSIAPAN
          Secara umum perencanaan dan pengendalian produksi dapat diartikan sebagai aktifitas merencanakan dan mengendalikan material masuk, proses, dan keluar dari sistem produksi sehingga permintaan pasar dapat dipenuhi dengan jumlah yang tepat, waktu penyerahan yang
tepat dan biaya produksi yang minimum. Fungsi perencanaan produksi yang bertanggung jawab atas tersedianya material produksi dan material pembantu agar proses produksi dapat berjalan sesuai rencana yang ditetapkan. Keperluan meminimumkan persediaan berhubungan dengan besarnya biaya yang diperlukan oleh persediaanya itu.

1.1              Material
Bahan baku utama yang digunakan dalam pembuatan kertas adalah serat yang diperoleh dari tumbuhan yang berasal dari kayu (wood) maupun bukan kayu (nonwood) dan terdiri dari rantai - rantai selulosa yang diikat oleh lignin dan hemiselulosa. Serat yang didapat dari jenis kayu dibedaklan menjadi 2 yaitu serat panjang (kayu jarum) dan serat pendek ( kayu daun).
            Disamping itu juga penggunaan bahan baku dari serat sekunder pada saat ini sedah banyak digunakan, karena selain untuk efisiensi penggunaan serat alam juga untuk memanfaatkan  bahan baku yang sudah ada selain masih bisa dipakai. Serat sekunder berasal dari hasil proses daur ulana kertas bekas (waste paper).

2.2       Gambar
Gambar 2.1 Proses Pembuatan Kertas

Gambar 2.2 Proses Pembuatan Kertas

Gambar 2.3 Bahan Dasar Pembuatan Kertas



Gambar 2.4 Bahan yang Sudah Jadi Kertas

III.                  PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA
            Biaya produksi atau operasional dalam sistem industri memainkan peran yang sangat penting, karena biaya produksi menciptakan keunggulan kompetitif dalam persaingan antar industri dalam pasar global. Hal ini disebabkan proporsi biaya produksi dapat mencapai sekitar 70% – 90% dari biaya total penjualan secara keseluruhan, sehingga reduksi biaya produksi melalui peningkatan efisiensi akan membuat harga jual yang ditetapkan oleh produsen menjadi lebih kompetitif.
            Pada umumnya perusahaan melakukan pengendalian biaya karena hal ini dapat mengendalikan biaya yang terjadi dalam menjalankan kegiatan sehingga dapat bejalan dengan efektif dan efisien. Fungsi pengendalian merupakan fungsi yang penting untuk menentukan proses manajemen, sehingga harus dilakukan sebaik mungkin.
            Untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh perusahaan, pihak manajemen membuat estimasi pendapatan dan biaya. Dasar yang digunakan dalam estimasi biaya adalah data historis, akan tetapi pihak manajemen juga mempertimbangkan faktor-faktor lain yang diprediksi akan mempengaruhi biaya.
            Tahap selanjutnya, pihak manajemen akan memonitor apakah biaya sesungguhnya yang terjadi sesuai dengan perencanaan biaya. Jika terjadi penyimpangan (ada selisih antara biaya sesungguhnya dengan perencanaan biaya), maka pihak manajemen akan menganalisis penyebab terjadinya selisih, serta mempertimbangkan tindakan koreksi yang memang perlu dilakukan.

            Menurut Mulyadi (2001:501), untuk melakukan pengendalian biaya di dalam perusahaan tergantung pada besar kecilnya perusahaan tersebut, dan telah berkembang melalui lima tahapan, yaitu:
a). Pengendalian biaya dengan pengawasan fisik
            Dalam perusahaan kecil biasanya pimpinan sekaligus pemilik perusahaan, perencanaan dan pengendalian terhadap pelaksanaan rencana dilakukan secara langsung oleh pimpinan perusahaan. Pimpinan perusahaan memiliki kemampuan yang memadai untuk merencanakan dan mengendalikan kegiatannya.
b). Pengendalian biaya dengan menggunakan catatan akuntansi historis
            Jika perusahaan berkembang, maka pimpinan perusahaan tidak lagi dapat mengamati secara fisik, tetapi memerlukan catatan historis untuk merencanakan dan mengendalikan kegiatannya dari periode ke periode. Untuk tingkat perkembangan tertentu pimpinan perusahaan cukup melakukan pernecanaan dan pengendalian dengan membandingkan catatan historis dari tahun ke tahun.
c). Pengendalian biaya dengan menggunakan anggaran statis dan biaya standar
            Jika perusahaan semakin berkembang, pimpinan perusahaan tidak lagi menghadapi masalah bagaimana pelaksanaan kegiatan pada tahun berjalan jika dibandingkan dengan apa yang telah dilaksanakan pada tahun sebelumnya tetapi bagaimana pelaksanaan pada tahun berjalan jika dibandingkan dengan yang seharusnya dilaksanakan pada tahun tersebut. Pada tingkat perkembangan ini, pimpinan memerlukan anggaran dan standar sebagai alat untuk merencanakan dan mengendalikan kegiatannya. Pimpinan perusahaan mulai memperbaiki sistem perencanaan dan pengendalian kegiatannya dengan membuat anggaran statis dan biaya yang sederhana.
d). Pengendalian biaya dengan menggunakan anggaran fleksibel dengan biaya standar
            Dalam kenyataannya kapasitas yang direalisasikan seringkali menyimpang dari kapasitas yang direncanakan. Maka, cara perencanaan dan pengendalian kegiatan perusahaan kemudian diperbaiki dengan mengembangkan anggaran fleksibel dengan biaya standar. Anggaran fleksibel disusun untuk berbagai tingkat kapasitas yang direncanakan, sehingga anggaran ini menyediakan tolok ukur prestasi yang mendekati kapasitas sesungguhnya yang dicapai.
e). Pengendalian biaya dengan pembuatan pusat-pusat pertanggungjawaban dan    penerapan sistem                  akuntansi pertanggungjawaban
       Dalam perusahaan besar, kegiatannya telah dibagi menjadi pusat-pusat pertanggungjawaban. Perencanaan dan pengendalian kegiatan perusahaan dilaksanakan dengan mengembangkan anggaran untuk setiap pusat pertanggungjawaban. Manajer pusat pertanggungjawaban dinilai prestasinya dengan cara membandingkan anggaran yang disusun dengan realisasinya. Setiap manajer pusat pertanggungjawaban hanya dinilai berdasarkan hal-hal yang mereka kendalikan.